Summer Breeze: Saat Cinta Tak Harus Bersama
Sebuah film bergenre drama romansa yang menyuguhkan kisah cinta segitiga dan berawal dari persahabatan 3 anak manusia.
Bukan satu-satunya film yang diadaptasi dari novel. Summer Breeze, merupakan sebuah suguhan karya sinema dari seorang sutradara profesional Indonesia Allan Lunardi yang diangkat dari novel karya Orizuka.
Film ini memang menonjolkan drama percintaan yang begitu kuat. Namun di satu sisi tersirat kisah tentang kasih sayang seorang ibu yang begitu tulus menghadapi segala keterbatasan pada anaknya. Dialah ibu Ares (Ira Wibowo) yang selalu mendidik dan mendampingi Ares dalam hal belajar.
Pelajaran berharga bagi kita sekalian, yang selalu disuguhi dengan pemberitaan seteru antara seorang anak dengan orang tuanya atau sebaliknya, di zaman yang mulai tak berarah karena moralitas yang semakin tergerus.
Sebuah film yang diceritakan melalui karakter Reina (Natasha-Chelsea Olivia), Ares (Nakula-Mischa Chandrawinata) dan kembarannya Orion (Sadewa-Marcel Chandrawinata).
Kebersamaan yang melahirkan kasih sayang atas dasar persahabatan. Meski dalam hati pelan pelan menyelinap sebuah rasa yang lebih dari sahabat. Ya, mereka saling menyukai (timbul perasaan cinta). Ares dan Orion (si kembar) yang sama-sama menyukai Reina.
Namun, kebersamaan yang telah dibangun terpaksa harus terpisah jarak yang begitu jauh. Tepatnya ketika ayah Reina dipindah tugaskan ke Amerika, sehingga Reina terpaksa harus meninggalkan Ares dan Orion untuk waktu yang cukup lama.
Seiring berjalannya waktu mereka telah tumbuh dewasa. Pola asuh berbeda yang ditunjukan oleh ayah dua anak kembar ini berdampak pada karakter Ares dan Orion. Dimana Ares memiliki sikap keras dan pemberontak sedangkan Orion memiliki sikap yang rajin dan pekerja keras.
Sebuah selipan pelajaran berharga bagi para orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Selayaknya tak ada yang lebih disayang atau di anak emaskan. Orang tua adalah panutan, pelindung dan pendidik bagi anak-anaknya.
Kemudian, cerita cinta segitiga itu berlanjut ketika perayaan ulang tahun Orion dan Ares yang ke-20.
Dimana ayah mereka memberikan sebuah kejutan dengan menghadirkan Reina, teman masa kecil mereka.
Kebersamaan yang terulang kembali membuat Reina mulai menyadari ada perubahan sikap yang terjadi pada Ares. Hingga akhirnya Reina tahu bahwa Ares mengidap penyakit disleksia, yang menyebabkan Ares tidak mampu menulis dan membaca. Dan ternyata inilah penyebab ketidaksukaan ayah si kembar pada Ares. Selama ini hanya ibunya lah yang selalu membantu dan mendidik Ares dengan penuh kesabaran, dengan cinta dan kasih sayang.
Konflik lain yang muncul pada cerita ini terjadi ketika dua anak kembar ini mengalami luka yang cukup parah, akibat serangan dari musuh. Sehingga keduanya harus dibawa ke rumah sakit.
Layaknya sebuah drama cinta perfilman, Ares yang terluka parah tidak mampu bertahan yang akhirnya meninggal di pangkuan Reina. Hingga terungkap, Reina mencintai Ares, sahabat masa kecilnya yang dari dahulu ia cintai dalam diam.
Film ini memberikan pelajaran lain tentang cinta. Cinta yang tulus bukan berarti mencintai dia yang sempurna, tapi mencintai dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Cinta tak melulu harus bersama. Toh pada akhirnya semua yang bernyawa akan tiada, semua hanya masalah waktu.
#ulasfilmkemdikbud
0 Response to "Summer Breeze: Saat Cinta Tak Harus Bersama"
Post a Comment