Steak yang Penuh Drama: Yuk, Kenalan sama Dunia Steak!
Sampurasun guys!!
You can reply with "rampess!!"
Yuk, simak sejenak percakapan antara waitress vs tamu resto
Waitress : (W)
Tamu Resto : (T)
W: "Silahkan mbak!" (sambil serahin buku menu dengan ramah)
T: "Terimakasih" (menerima buku menu, membuka halaman perhalaman disertai kening yang berkerut, mata membulat karena tidak satupun menu yang akrab di mata, pun menunya berbahasa Inggris..ahhhh)
Setelah lama memperhatikan, menimbang dan melototin buku menu. Asal sebut lah ia "steak, ya aku mau steak." (mengembalikan buku menu)
W: " Steaknya mau sirloin atau tenderloin mba?" (tanyanya ramah)
T: "emmm...(what? Apaan itu sirloin sama tenderloin, mana buku menunya udah di balikin) emmm...tenderloin aja mba." (jawab sekenanya)
W: " oke, tingkat kematangannya mau apa mba? Rare, medium rare, medium, medium well atau welldone?"
T: (Laa ilaahaillalloooooh, cobaan apalagi ini, ada tingkat kematangan segala, mana lupa lagi tadi si waitress ngomong apa) "euhhhh..sebentar ya mba, saya ngga enak perut mau ke wc dulu." (ambil tas dan bergegas)
W: "baik mba WCnya sebelah sana ya." (menunjuk ke arah sudut resto bertuliskan toilet)
T: "oke, terimakasih mba." (time to kabooooooooorrrrr dan cari warteg)
Oke, cerita hanya ilustrasi ya, penulis pun Alhamdulillah belum mengalami hal diatas, karena sebelum masuk resto pun mending belok kanan masuk ke warung nasi goreng, paling berat juga ditanya, mau nasi goreng apa? seafood, nanas, bakso sosis, atau spesial? tingkat kematangannya mau gimana? rare, medium rare....cukup cukup saya minta mentah ajalah, mau saya masak sendiri dirumah...wkwkwk..
Hadeuhh... repot banget ya mau makan juga. Tapi ada baiknya diambil hikmah dan pelajaran dari percakapan di atas ya guys. Siapa tau suatu hari nanti kita ditakdirkan makan di warung steak, kita harus tahu dulu dunia "persteakan" biar ngga malu maluin kaya tamu resto di atas. Hehe
Mulai dari tau perbedaan antara sirloin dan tenderloin??
Beda Tenderloin dan Sirloin
Dari segi tekstur, tenderloin memiliki tekstur yang sangat lembut, dengan sedikit lapisan lemak sehingga cocok untuk yang lagi diet. Sedangkan sirloin dagingnya diselimuti lemak sehingga menghasilkan daging yang empuk, gurih dan juicy.
Dari segi harga dan penyajian, karena memiliki tekstur yang lembut dan hanya sedikit yang bisa dijadikan tenderloin. Maka nggak heran kalo tenderloin harganya lebih mahal di bandingkan sirloin. Meskipun mahal, tenderloin biasanya disajikan dengan size yang lebih kecil dibanding sirloin.
Gimana? udah bisa milih kan sekarang? Teh Inot sarankan kalo mau sehat pilih tenderloin, tapi kalo laper berat sih mending pilih sirloin aja ya. Hihii
Setelah memilih jenis steak, pasti di embel-embeli dengan pertanyaan tingkat kematangan, yuk kita belajar bareng lagi ya guys!!
1. Rare
20% mateng alias 80% mentah hmmm. Kata orang sih dagingnya lembut dan juicy tapi kata orang Sunda seperti saya sepertinya ngga akan cocok membayangkannya pun rasanya mual ya, mendingan dibungkus bawa pulang dan panggang lagi di rumah.
2. Medium Rare
Geser dikit dari rare kematangannya 40%, otw setengah mateng lah. Kalo milih medium rare harus merhatiin juga kondisi gigi ya, soalnya merobek daging dengan tingkat kematangan ini lumayan lho.
3. Medium
Menurut survey si tingkat kematangan ini yang banyak diminati. Karena dagingnya sudah berwarna coklat dan cukup matang. Bagian pinknya hanya tersisa 40%, cukup mateng tapi masih ada juicy juicynya.
4. Medium well
Ahhhh ini nih tingkat kematangan yang mulai manusiawi di lidah orang Indonesia, tingkat kematangannya 80%, tersisa sedikit kejuicyan dari dagingnya.
5. Well Done
Kematangan yang sempurna. Cocok untuk orang yang bener-bener ngga suka daging mentah, hanya saja tekstur dagingnya sudah agak keras dan ngga juicy sama sekali.
6. Over Cook
Namanya aja over, berarti ini kematangannya melebihi normal ya guys. Biasanya ditandai dengan aroma hangit dan dicover sama warna hitam pada permukaan luar daging. Ini terjadi karena si koki malaweung dan banyak pikiran. Nama lain over cook sendiri adalah ketutungan guys.
Pernah suatu hari saya masak bakwan, suami bilang, "yang ko bakwannya gini" sambil di puter-puter tu bakwan item "iya emang sengaja aku masaknya pake teknik overcook." "Alahh bilang aja katutungan, so so teknik overcook, dasar korban mastercheff" Hahahahaha..overcook ini cocok ya dijadiin kambing hitam saat masakan kita ketutungan.
Eh.. yang overcook aslinya ngga ada ya, itumah bukan tingkat kematangan, tapi kecerobohan dari cheff, tingkat kematangannya cuma sampe no 5 aja ya guys. Gimana? Udah ngga ragu lagi kan pesen setak di resto?? He..
Sekian bahasan ini, dipanjang-panjang pun nanti takut semakin ngacambrung guys..
Semoga bermanfaat, see you di artikel-artikel menarik berikutnya ya..
lucu banget mb tulisannya =)
ReplyDelete